Panel Listrik Tenaga Matahari



Merk ANIT ITALY
eureo solare italy

Harga :Rp 1.500.000,- / lembar atau nego tergantung kuantity
Cara Pembayaran :Tunai / Transfer via Bank Mandiri / BCA

Kemas & Pengiriman :PAKKING DENGAN PETI KAYU
Keterangan :SPESIFIKASI PERALATAN LISTRIK TENAGA SURYA
UNTUK PEMESANAN SILAHKAN HUB NO. HP: 0819.318.32865 (bisa
SMS )
Berikut saya tawarkan panel modul surya second dengan
kondisi 80% baik/bagus..
adapun merk dan spesifikasinya adalah:
MERK EUREO SOLARE ( ANIT )
- voc : 21,6 V
- isc : 3,08 A
- wp : 50 wph
- Size : 45 X 100 X 3,5 cm
- Polycrystalin / mono

Jual Solar cell Kondisi Second untuk 50 wp



Gambar Solar Panel Merk R&S Belanda 50wp



Gambar Solar Panel Merk Kyocera japan 50wp


SPESIFIKASI PERALATAN LISTRIK TENAGA SURYA
UNTUK PEMESANAN SILAHKAN HUB NO. HP: 0819.318.32865 (bisa SMS )
Berikut saya tawarkan panel modul surya second dengan kondisi 85% baik/bagus..
adapun merk dan spesifikasinya adalah:
1. SOLEC
- made in USA
- voc : 17,4 V
- isc : 2,9 A
- WP : 50 wph
- Monocristalin
- size : 30 X 130 cm
2. KYOCERA
- made in japan
- polycrystalin
- voc : 16,7 V
- isc : 2,88 A
- WP : 50 Wph
- Size : 445mm X 985mm X 36mm
3. R&S HOLLAND BELANDA
- Polycrystalin
- voc : 21,5 V
- isc : 2,75 A
- WP : 50 wph
- size : 49,8 X 99 cm

Untuk harga panel semua merk di atas adalah Harga Rp 1.500.000,- / lembar.
Cara Pembayaran: Tunai / via transfer

Jual Solar cell Kondisi Second untuk 50 wp



Gambar Solar Panel Merk R&S Belanda 50wp

Solar Cell untuk 50 wt harga 1,5 jt/unit

Paket pengiriman barang


SOLARCELL / SOLAR PANEL 50 watt / MODUL SURYA KONDISI Second 90% BAGUS HARGA Rp 1,5 juta, LISTRIK TENAGA MATAHARI


Berbagai Aplikasi Energi Matahari

Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini. Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya:

* Energi angin yang timbul akibat adanya perbedan suhu dan tekanan satu tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas matahari.
* Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari yang mengenai bumi.
* Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene menggunakan energi matahari.
* Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin.
* Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah mengalami proses selama berjuta-juta tahun.

Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh kehidupan di muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan sangat dingin dan tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.

Energi Panas Matahari sebagai Energi Alternatif

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar sepanjang tahun. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa energi matahari yang tersedia adalah sebesar 81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit.

Ada beberapa cara pemanfaatan energi panas matahari yaitu:

1. Pemanasan ruangan
2. Penerangan ruangan
3. Kompor matahari
4. Pengeringan hasi pertanian
5. Distilasi air kotor
6. Pemanasan air
7. Pembangkitan listrik

Energi alternatif

Salah satu langkah konkrit PLN yang akan diwujudkan hingga tahun 2009 adalah dengan membangun proyek PLTU 10.000 MW. Mungkin beberapa alasan memilih solusi ini karena selama ini kebutuhan listrik Negara 30 % disumbang oleh PLTU Suralaya yang berbahan baku batubara dan seperti yang dikemukakan diatas bahwa cadangan batubara nasional cukup tinggi. Permasalahannya adalah sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global, yaitu pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab global warming.

Selanjutnya apabila kita menggunakan bahan bakar gas, memang relatif murah dan ramah lingkungan. Namun cadangan gas bumi kita terbatas. Belum lagi persaingan dengan konsumsi publik karena PT. Pertamina saat ini melakukan program konversi minyak tanah ke bahan bakar gas. Jelas hal ini merupakan dua hal yang kompetitif.

Selain itu ada juga pemanfaatan energi panas bumi bisa menjadi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Tetapi pemanfaatan energi panas bumi tidak bisa maksimal karena persediaannya sangat terbatas dan teknologi untuk mengelolanya dianggap mahal. Bagaimana dengan energi tenaga air? Energi ini termasuk yang paling murah untuk dimanfaatkan. Namun, kendala yang kerap terjadi adalah ketika musim kemarau tiba. Sumber-sumber air yang digunakan sebagai pembangkit seringkali menyurut dan jauh berkurang sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal.

Selanjutnya bagaimana dengan teknologi nuklir? Mungkin secara teknologi bangsa kita sudah bisa mampu. Namun sejarah mengenai kasus teknologi ini di Uni Soviet maupun tragedi Hiroshima dan Nagasaki menjadi trauma bagi dunia pada umumnya. Tentunya permasalahannya adalah waktu sosialisasi yang cukup lama terhadap penanganan resiko dari teknologi ini.

Sebagai salah satu solusi masalah energi diatas yaitu energi matahari atau tenaga surya. Energi matahari yang dipancarkan ke planet bumi adalah 15.000 kali lebih besar dibandingkan dengan penggunaan energi global dan 100 kali lebih besar dibandingkan dengan cadangan batubara, gas, dan minyak bumi. Permasalahan energi matahari ini mungkin sedikit banyak mirip dengan energi nuklir. Sebenarnya secara teknologi bangsa Indonesia sudah mampu mengelolanya. Bahkan teknologi mutakhir telah mampu mengubah 10-20 % pancaran sinar matahari menjadi tenaga surya. Secara teoritis untuk mencukupi kebutuhan energi global, penempatan peralatan tersebut hanya memerlukan kurang dari satu persen permukaan bumi, bukankah suatu hal yang efisien!

Namun sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa bumi sehingga memiliki energi sinar matahari berlimpah tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Pemanfaatan energi matahari selama ini baru digunakan sebagai pemanas air di rumah-rumah mewah maupun hotel, itupun masih produk impor. Padahal, di negara-negara Eropa utara yang relatif miskin sinar matahari, justru banyak memanfaatkan energi matahari sebagai energi terbaharukan, ramah lingkungan, dan murah. Bagaimana dengan bangsa Indonesia?

Pertimbangan Ekonomi

Mungkin kita pernah kaget karena harga minyak bumi yang terus melambung sempat menembus angkan US$ 76 per barel sehingga menyebabkan pembengkakan anggaran dan menekan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu pemanfaatan energi matahari merupakan solusi yang ekonomis. Jika ada pendapat bahwa pemanfaatan energi matahari memerlukan biaya tinggi, itu merupakan pendapat yang perlu dipertanyakan. Perlu diakui bahwa untuk investasi awal cukup mahal. Namun dalam biaya operasionalnya terbilang murah ketimbang pemanfaatan energi gas bumi maupun batubara. Justru kita mendapatkan bahan bakunya secara gratis!

Negara kita setiap tahunnya menadapat energi matahari sebesar 2.500 kW per jam-nya (sumber lainnya mengatakan bumi secara tak henti disinari energi sebesar 17 triliun kW). Jelas ini merupakan potensi. Mengutip tulisan dari Ivan A. Hadar dari Infid, energi matahari dapat dimanfaatkan secara solar thermal dan photogalvanic. Pada prinsipnya solar thermal yaitu sinar matahari diperkuat cermin yang mengalihkan ke alat penyerap berisi cairan. Cairan ini kemudian memanas dan menghasilkan uap yang membangkitkan generator turbo pembangkit tenaga listrik. Di California, AS, alat ini telah mampu menghasilkan listrik sebesar 354 MW. Dengan memproduksinya secara massal, harga satuan energi matahari ini di AS, hanya sekitar Rp 100.000 per kW per jam-nya. Hal ini tentu lebih murah ketimbang energi nuklir dan sama dengan energi dari pembangkit listrik berbahan baku fosil.

Sedangkan pembangkit listrik photogalvanic, pengunaannya menggunakan sel-sel photogalvanic. Sebagai akibat sengatan sinar matahari, sel-sel tersebut melepaskan elektron yang dipaksa berputar dengan dampak terjadinya aliran listrik. Sel-sel tersebut dikemas dan dijual dalam bentuk modul dan dapat digunakan pada teknologi tegangan tinggi. Memang untuk saat ini modulnya terbilang cukup mahal. Namun perkembangan kedepannya diperkirakan harga akan menurun. Sebab salah satu pasarnya adalah mobil tenaga listrik yang diramalkan akan menjadi mobil masa depan.

Lalu apa solusinya?

Berdasarkan uraian diatas, hendaknya pemerintah lebih proaktif untuk mencari sumber energi baru dan terbaharukan. Ada beberapa langkah yang dapat menjadi bahan pemikiran kita bersama. Pertama, diversifikasi penelitian dan pengembangan energi matahari. Dana untuk penelitian dan pengembangan energi alternatif perlu ditingkatkan tiap tahunnya. Kedua, dengan perkembangan teknologi, khususnya biaya produksi energi surya dapat bersaing dengan energi fosil. Ketiga, kemauan politik dari semua pihak harus tinggi. Sehingga apabila dilakukan produksi energi matahari secara masal, maka sumber energi ini tereksplorasi sebagai energi utama di masa depan.

Yang pasti, kedepannya kita tidak akan meninggalkan krisis energi bagi anak cucu bangsa Indonesia. Justru mewariskan teknolgi masa depan yang mutakhir. Teknologi yang murah, ramah lingkungan dan efisien.

sumber: //http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/pembangkit_listrik_tenaga_surya_memecah_kebuntuan_kebutuhan_energi_nasional_dan_dampak_pencemaran_lingkungan/

TNI-Angkatan Udara AS pasang "Solar Cell"

Kupang, 20/7 (FINROLL News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerjasama dengan Angkatan Udara Amerika Serikat (Air Force USA) memasang sembilan "solar cell" atau listrik tenaga surya pada tujuh titik di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, dalam sebuah misi sosial yang digelar sejak 15 Juli.

"Sebanyak sembilan `solar cell` yang kita pasang di Desa Oebelo untuk membantu penerangan umum kepada masyarakat," kata Wakil Komandan Batalyon Seni Konstruksi XIII Kodam Jaya, Mayor Chris Hermawan yang diperbantukan dalam operasi "Pasific Angel" yang digelar TNI dan Angkatan Udara Amerika Serikat di Kupang, Senin.

Sembilan "solar cell" tersebut, kata Chris, dipasang di lima titik pompa air, satu titik di gedung serba guna desa tersebut yang terdiri atas dua "solar cell" dan satu titik lainnya yang juga terdiri atas dua "solar cell" di mushola setempat.

"`Solar cell` itu telah terpasang dan sudah bia dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Oebelo," katanya.

Dia mengatakan, sebelumnya di desa tersebut terdapat beberapa "solar cell", namun rusak dan tidak diperbaiki. Karena itu, ia meminta warga di sekitar untuk menjaga alat sarana penerangan dengan tenaga surya bantuan Angkatan Udara Amerika Serikat tersebut.

"Saya minta kepada warga yang rata-rata orang eks Timtim (eks pengungsi Timor Timur) untuk menjaga agar barang tersebut tidak rusak," katanya.

Ia menambahkan, di tiap satu kotak sarana penerangan itu, terdapat dua unit "solar cell". Semua fasilitas tersebut adalah bantuan dari Angkatan Udara Amerika Serikat, sedangkan TNI hanya membantu memperlancar tugas-tugas tentara Amerika Serikat yang tengah mengemban misi sosial di Kupang tersebut.

Selain memasang "solar cell" di tujuh titik, misi sosial itu juga memperbaiki satu buah jembatan dan saluran di desa tersebut yang rusak akibat longsor.

Sementara di Desa Naioni, kata Chris, TNI bersama Angkatan Udara AS melakukan beberapa kegiatan antara lain, mengecat kembali gedung Puskesmas Naioni bersama dua buah rumah dinas yang berada dalam satu kompleks.

Juga, menyediakan air bersih bagi warga di desa tersebut, dengan membangun bak penampung serta memasang instalasi pipa sepanjang 300 meter yang menghubungkan bak penampung dengan kompleks pemukiman warga.

Tujuan misi sosial yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat, kata Chris, untuk membantu masyarakat agar hidup sehat dengan ketersediaan sarana-prasarana yang memadai. "Kita gunakan sistem `button up` atau memberikan pelayanan dari bawah, sehingga masyarakat dapat terbantu dan mengurangi beban mereka," katanya.

Selain pemasangan lampu tenaga surya, pembangunan bak dan pemasangan pipa air bersih, TNI-Angkatan Udara AS, juga memberikan pelayanan kesehatan gratis, dengan jumlah pasien mencapai 4.061 orang, belum ditambah dengan pelayanan kesehatan di Desa Batakte.